Beijing, Kurang lebih 10.000 situs dot com terancam tak bisa digunakan. Ini merupakan salah satu dampak lumpuhnya koneksi internet di Asia setelah gempa di Taiwan.
The Beijing Times, yang dikutip detikINET Sabtu (6/1/2007), melaporkan, hampir 10.000 pengelola situs di Cina terancam kehilangan hak penggunaan nama domain .com mereka menyusul gempa di Taiwan. Gempa tersebut telah mengguncang mayoritas saluran telekomunikasi internasional, memutuskan tak kurang dari 7 jalur serat optik di perairan Taiwan.
Putusnya saluran itu, selain menyebabkan sulitnya mengakses situs luar negeri, juga menyulitkan para pemilik nama domain tersebut mendaftar ulang .com mereka. "Sejauh ini, sejumlah besar nama domain yang dimiliki oleh kalangan bisnis Cina telah diambil oleh para investor di luar negeri. Hal ini yang menyebabkan dunia bisnis mengalami kerugian," ungkap harian tersebut tanpa merinci besarnya kerugian.
Selain itu juga dilaporkan lebih dari 9000 pemegang telah kehilangan penggunaan alamat .com mereka, dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat seiring dengan koneksi internet yang masih 'terbata-bata'. Apalagi mengingat nama domain .com dikelola oleh perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat.
Seperti di Indonesia, akses internet di Cina yang menuju jalur internasional sempat terputus untuk beberapa hari. Perbaikan telah dilakukan tetapi kecepatan akses masih lebih lambat dari kecepatan normal sebelum gempa
The Beijing Times, yang dikutip detikINET Sabtu (6/1/2007), melaporkan, hampir 10.000 pengelola situs di Cina terancam kehilangan hak penggunaan nama domain .com mereka menyusul gempa di Taiwan. Gempa tersebut telah mengguncang mayoritas saluran telekomunikasi internasional, memutuskan tak kurang dari 7 jalur serat optik di perairan Taiwan.
Putusnya saluran itu, selain menyebabkan sulitnya mengakses situs luar negeri, juga menyulitkan para pemilik nama domain tersebut mendaftar ulang .com mereka. "Sejauh ini, sejumlah besar nama domain yang dimiliki oleh kalangan bisnis Cina telah diambil oleh para investor di luar negeri. Hal ini yang menyebabkan dunia bisnis mengalami kerugian," ungkap harian tersebut tanpa merinci besarnya kerugian.
Selain itu juga dilaporkan lebih dari 9000 pemegang telah kehilangan penggunaan alamat .com mereka, dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat seiring dengan koneksi internet yang masih 'terbata-bata'. Apalagi mengingat nama domain .com dikelola oleh perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat.
Seperti di Indonesia, akses internet di Cina yang menuju jalur internasional sempat terputus untuk beberapa hari. Perbaikan telah dilakukan tetapi kecepatan akses masih lebih lambat dari kecepatan normal sebelum gempa
Labels: internet